Minggu, 07 Februari 2010 | 11:53 WIB
TEMPO Interaktif, London
-- Rasa bosan beresiko dengan mati usia muda. Para
peneliti mengungkapkan bahwa seseorang yang mengeluh bosan beresiko mati muda
dan mereka yang mengalami kebosanan tingkat tinggi lebih beresiko meninggal
karena penyakit jantung atau stroke dibanding mereka yang puas dengan nasib
mereka.
Lebih dari
7.000 pegawai negeri sipil telah diteliti hampir lebih dari 25 tahun. Hasil
yang ditemukan, mereka yang mengatakan bosan hampir 40 persen telah meninggal
pada akhir penelitian daripada mereka yang tidak.
Spesialis dari Departemen Epidemiologi dan Kesehatan
Masyarakat Universitas College London, mempelajari data dari 7.524 pegawai yang
berusia antara 35 dan 55 yang diwawancarai antara tahun 1985 dan 1988 tentang
tingkat kebosanan. Lalu mereka mencari tahu apakah mereka sudah mati pada April
tahun lalu.
"Temuan pada penyakit jantung menunjukkan ada cukup
bukti untuk mengatakan ada kaitannya dengan kebosanan," kata Martin
Shipley, peneliti yang ikut menuliskan laporan yang akan diterbitkan dalam
International Journal of Epidemiology, pekan ini. "Ini sangat penting
bahwa orang yang memiliki pekerjaan yang membosankan, memiliki cara mengusir
rasa bosan di pantai, ketimbang dengan minum beralkohol atau merokok,"
ujarnya.
"Adalah penting untuk membedakan antara sebab dan
akibat. Apakah orang-orang yang berpaling ke minuman dan obat-obatan
diakibatkan rasa bosan atau karena memiliki karakteristik tertentu,"
tambah Psikolog Graham Harga.
Bagi banyak orang yang tidak mempunyai motivasi atau tidak
terinspirasi oleh hidup, atau mungkin memiliki kecenderungan terhadap depresi,
jalan keluarnya adalah mengubah fokus mereka menjauh dari diri sendiri dan
orang lain. "Yang tadinya menjadi aku, mereka harus mengubah pola pikir
menjadi apa yang bisa dilakukan untuk keluarga saya, teman-teman saya, kolega
saya, bahkan bos saya," sarannya.
Hasil survei juga menjelaskan satu dari sepuluh karyawan
menemukan bahwa wanita yang mengalami kebosanan lebih menderita dua kali lipat
dibanding yang dirasakan lelaki. Karyawan yang lebih muda dan lebih banyak
mengerjakan pekerjaan kasar, juga lebih rentan mengalami kebosanan.
Dari hasil penelitian tersebut, dilaporkan sebanyak 37
persen yang mengalami kebosanan telah meninggal diakhir penelitian tersebut.
DAILY MAIL| APRIARTO MUKTIADI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar